Sabtu, 23 Juni 2012

Naruto Shippuden The Movie 5 Blood Prison

Nih teman - teman yang ingin update-an terbaru dari naruto the movie terbaru yaitu naruto shippuden the movie 5 blood prison


Free Gratis Download Video The Movie Naruto Shippuuden Movie 5 Blood Prison 3gp Dengan Sub Title Bahasa Indonesia 3gp Gratis
Download : 
Download Video The Movie Naruto Shippuuden Movie 5 Blood Prison 3gp dengan subtitle indonesia gratis : 
Download Video The Movie Naruto Shippuuden Movie 5 Blood Prison 3gp Dengan Sub Title Bahasa Indonesia 3gp Gratis (87.0 MB) full video [from wuala]
Download Video The Movie Naruto Shippuuden Movie 5 Blood Prison 3gp Dengan Sub Title Bahasa Indonesia 3gp Gratis (87.0 MB) full video [from idws]
Download Video The Movie Naruto Shippuuden Movie 5 Blood Prison 3gp Dengan Sub Title Bahasa Indonesia 3gp Gratis (87.0 MB) full video [from dropbox 1]
Download Video The Movie Naruto Shippuuden Movie 5 Blood Prison 3gp Dengan Sub Title Bahasa Indonesia 3gp Gratis (87.0 MB) full video [from dropbox 2]
Download Video The Movie Naruto Shippuuden Movie 5 Blood Prison 3gp Dengan Sub Title Bahasa Indonesia 3gp Gratis (87.0 MB) full video [from mediafire]


Download Video The Movie Naruto Shippuuden Movie 5 Blood Prison 3D 3gp Dengan Sub Title Bahasa Indonesia 3gp Gratis (44.4 MB) part 1 [from wuala]
Download Video The Movie Naruto Shippuuden Movie 5 Blood Prison 3gp Dengan Sub Title Bahasa Indonesia 3gp Gratis (44.4 MB) part 1 [from kiwi6]
Download Video The Movie Naruto Shippuuden Movie 5 Blood Prison 3gp Dengan Sub Title Bahasa Indonesia 3gp Gratis (44.4 MB) part 1 [from idws]
Download Video The Movie Naruto Shippuuden Movie 5 Blood Prison 3gp Dengan Sub Title Bahasa Indonesia 3gp Gratis (44.4 MB) part 1 [from rockdizfile]
Download Video The Movie Naruto Shippuuden Movie 5 Blood Prison 3gp Dengan Sub Title Bahasa Indonesia 3gp Gratis (44.4 MB) part 1 [from dropbox]
Download Video The Movie Naruto Shippuuden Movie 5 Blood Prison 3gp Dengan Sub Title Bahasa Indonesia 3gp Gratis (??.? MB) part 1 [from mediafire]


Download Video The Movie Naruto Shippuuden Movie 5 Blood Prison 3gp Dengan Sub Title Bahasa Indonesia 3gp Gratis (40.0 MB) part 2 [from wuala]
Download Video The Movie Naruto Shippuuden Movie 5 Blood Prison 3gp Dengan Sub Title Bahasa Indonesia 3gp Gratis (40.0 MB) part 2 [from kiwi6]
Download Video The Movie Naruto Shippuuden Movie 5 Blood Prison 3gp Dengan Sub Title Bahasa Indonesia 3gp Gratis (40.0 MB) part 2 [from idws]
Download Video The Movie Naruto Shippuuden Movie 5 Blood Prison 3gp Dengan Sub Title Bahasa Indonesia 3gp Gratis (40.0 MB) part 2 [from rockdizfile]
Download Video The Movie Naruto Shippuuden Movie 5 Blood Prison 3gp Dengan Sub Title Bahasa Indonesia 3gp Gratis (40.0 MB) part 2 [from dropbox]
Download Video The Movie Naruto Shippuuden Movie 5 Blood Prison 3gp Dengan Sub Title Bahasa Indonesia 3gp Gratis (40.0 MB) part 2 [from mediafire]



Download Video The Movie Naruto Shippuuden Movie 5 Blood Prison mp4 dengan subtitle indonesia gratis :
Download Video The Movie Naruto Shippuuden Movie 5 Blood Prison mp4 Dengan Sub Title Bahasa Indonesia mp4 Gratis (87.0 MB) full video [from wuala]
Download Video The Movie Naruto Shippuuden Movie 5 Blood Prison mp4 Dengan Sub Title Bahasa Indonesia mp4 Gratis (87.0 MB) full video [from idws]
Download Video The Movie Naruto Shippuuden Movie 5 Blood Prison mp4 Dengan Sub Title Bahasa Indonesia mp4 Gratis (87.0 MB) full video [from dropbox]
Download Video The Movie Naruto Shippuuden Movie 5 Blood Prison mp4 Dengan Sub Title Bahasa Indonesia mp4 Gratis (87.0 MB) full video [from mediafire]


Download Video The Movie Naruto Shippuuden Movie 5 Blood Prison Dengan Sub Title Bahasa Indonesia mp4 Gratis (64.0 MB) part 1 [from wuala]
Download Video The Movie Naruto Shippuuden Movie 5 Blood Prison Dengan Sub Title Bahasa Indonesia mp4 Gratis (64.0 MB) part 1 [from idws]
Download Video The Movie Naruto Shippuuden Movie 5 Blood Prison Dengan Sub Title Bahasa Indonesia mp4 Gratis (64.0 MB) part 1 [from dropbox]
Download Video The Movie Naruto Shippuuden Movie 5 Blood Prison 3gp Dengan Sub Title Bahasa Indonesia mp4 Gratis (64.0 MB) part 1 [from mediafire]


Download Video The Movie Naruto Shippuuden Movie 5 Blood Prison Dengan Sub Title Bahasa Indonesia mp4 Gratis (62.0 MB) part 2 [from wuala]
Download Video The Movie Naruto Shippuuden Movie 5 Blood Prison Dengan Sub Title Bahasa Indonesia mp4 Gratis (62.0 MB) part 2 [from idws]
Download Video The Movie Naruto Shippuuden Movie 5 Blood Prison Dengan Sub Title Bahasa Indonesia mp4 Gratis (62.0 MB) part 2 [from dropbox]
Download Video The Movie Naruto Shippuuden Movie 5 Blood Prison 3gp Dengan Sub Title Bahasa Indonesia mp4 Gratis (62.0 MB) part 2 [from mediafire]

Sumber : http://aldycooolzz.wen.su

Kamis, 21 Juni 2012

Alat - Alat Praktikum

·         Autoklaf
Untuk sterilisasi basah dengan penu juk tekanan dan katub pengaman pada dasarnya berfungsi untuk membuang uap panas dari alat yang disterilkan yang dihasilkan dari bahan cair yang merupakan pendukungnya.
·         Sentrifuges
Untuk menyaring atau memisahkan padatan (mikroorganisme) dan larutan berdasarkan berat molekulnya. Alat ini dilengkapi dengan pengatur kecepatan untuk mempercepat proses pemisahan.
·         Neraca analitik
Untuk menimbang bahan- bahan secara analitik
·         Mikroskop
Mikroskop adalah alat optis yang digunakan untuk memperbesar bayangan objek yang kecil. Bagian mekanik terdiri dari tubus dan pengaturnya (kasar dan halus), revolver, pengatur kondensor dan penggerak objek. Bagian optik terdiri dari lensa okuler, lensa objektif, kondensor dan sumber cahaya.

·         Autoklaf
alat untuk mensterilkan berbagai macam alat dan bahan yang digunakan dalam mikrobiologi menggunakan uap air panas bertekanan. Tekanan yang digunakan 1 atm dan dengan suhu 121oC. Lama sterilisasi yang dilakukan biasanya 15 menit untuk 121oC.
·         Hot plate stirrer dan Stirrer bar
Hot plate stirrer dan Stirrer bar (magnetic stirrer) berfungsi untuk menghomogenkan suatu larutan dengan pengadukan. Pelat (plate) yang terdapat dalam alat ini dapat dipanaskan sehingga mampu mempercepat proses homogenisasi. Pengadukan dengan bantuan batang magnet Hot plate dan magnetic stirrer.
·         Mikropipet
Mikropipet adalah alat untuk memindahkan cairan yang bervolume cukup kecil, biasanya kurang dari 1000 µl.
·         Cawan petri
Cawan petri berfungsi untuk membiakan mikroorganisme.
·         Tabung reaksi
Digunakan untuk mencampuran larutan.
·         Erlenmeyer
Berfungsi untuk menampung larutan, bahan atau cairan.
·         Gelas ukur
Berguna untuk mengukur volume suatu cairan.
·         Ose
berfungsi untuk memindahkan biakan untuk ditanam/ditumbuhkan ke media baru.
·         Spatula
Untuk mengaduk zat.
·         Corong gelas
Membantu memindahkan cairan dari wadah yang satu ke wadah yang lain terutama yang bermulut kecil.
·         Gelas kimia
Gelas kimia adalah sebuah wadah yang menyerupai tabung bentuknya tinggi. berfungsi untuk menyimpan, memanaskan dan mencampur larutan kimia dan medium meskipun skala tidak terlalu tinggi.

Immobiliasasi

              Imobilisasi adalah ketidakmampuan untuk bergerak secara aktif akibat berbagai penyakit atau impairment (gangguan pada alat/ organ tubuh) yang bersifat fisik atau mental. Imobilisasi dapat juga diartikan sebagai suatu keadaan tidak bergerak / tirah baring yang terus – menerus selama 5 hari atau lebih akibat perubahan fungsi fisiologis. Di dalam praktek medis imobilisasi digunakan untuk menggambarkan suatu sindrom degenerasi fisiologis akibat dari menurunnya aktivitas dan ketidakberdayaan.

            Imobilisasi merupakan ketidakmampuan seseorang untuk menggerakkan tubuhnya sendiri. Imobilisasi dikatakan sebagai faktor resiko utama pada munculnya luka dekubitus baik di rumah sakit maupun di komunitas. Kondisi ini dapat meningkatkan waktu penekanan pada jaringan kulit, menurunkan sirkulasi dan selanjutnya mengakibatkan luka dekubitus. Imobilisasi disamping mempengaruhi kulit secara langsung, juga mempengaruhi beberapa organ tubuh. Misalnya pada system kardiovaskuler,gangguan sirkulasi darah perifer, system respirasi, menurunkan pergerakan paru untuk mengambil oksigen dari udara (ekspansi paru) dan berakibat pada menurunnya asupan oksigen ke tubuh. (Lindgren et al. 2004)

 Jenis Imobilisasi
1.      Imobilisasi fisik
Merupakan pembatasan untuk bergerak secara fisik dengan tujuan mencegah terjadinya gangguan komplikasi pergerakan, seperti pada pasien dengan hemiplegia yang tidak mampu mempertahankan tekanan di daerah paralisis sehingga tidak dapat mengubah posisi tubuhnya untuk mengurangi tekanan.
2.      Imobilisasi intelektual
Merupakan keadaan ketika seseorang mengalami keterbatasan daya piker, seperti pada pasien yang mengalami kerusakan otak akibat suatu penyakit.
3.      Imobilisasi emosional
Keadaan ketika seseorang mengalami pembatasan secara emosional karena adanya perubahan secara tiba-tiba dalam menyesuaikan diri. Sebagai contoh, keadaan stres berat dapat disebabkan karena bedah amputasi ketika seseorang mengalami kehilangan bagian anggota tubuh atau kehilangan sesuatu yang paling dicintai.
4.      Imobilisasi sosial
Keadaan individu yang mengalami hambatan dalam melakukan interaksi sosial karena keadaan penyakitnya sehingga dapat mempengaruhi perannya dalam keadaan sosial.

 Penyebab Immobilisasi
Berbagai kondisi dapat menyebabkan terjadinya immobilisasi, yaitu sebagai contoh :
1.      Gangguan sendi dan tulang
Penyakit reumatik seperti pengapuran tulang atau patah tulangakan menghambat pergerakan.
2.      Penyakit Saraf
Adanya stroke, penyakit parkinson dan gangguan saraf tepi juga menimbulkan gangguan pergerakan dan mengakibatkan imobilisasi.
3.      Penyakit Jantung atau Pernafasan
Penyakit jantung atau pernafasan akan menimbulkan kelelahan dan sesak nafas ketika beraktivitas. Akibatnya pasien dengan gangguan pada organ- organ tersebut akan mengurangi mobilitasnya.
4.      Gangguan Penglihatan
Rasa percaya diri untuk bergerak akan terganggu bila ada gangguan penglihatan karena ada kekhawatiran terpeleset, terbentur atau tersandung.
5.      Masa Penyembuhan
Pasien yang masih lemah setelah menjalani operasi atau penyakit berat tertentu memerlukan bantuan untuk berjalan atau banyak istirahat.

Tirah baring atau immobilisasi berkepanjangan dapat membawa akibat- akibat yang merugikan bagi fisik maupun psikologis. Konsep immobilisasi merupakan hal yang relatif, dalam arti tidak saja kehilangan pergerakan total tetapi juga terjadi

Dampak Immobilisasi Bagi Fisik
Dampak dari immobilisasi dalam tubuh dapat mempengaruhi sistem tubuh, seperti perubahan pada metabolisme tubuh, ketidakseimbangan cairan dan elektrolit, gangguan dalam kebutuhan nutrisi, gangguan fungsi gastrointestinal, perubahan sistem pernafasan, perubahan krdiovaskular, perubahan sistem muskuloskeletal, perubahan kulit, perubahan eliminasi ( buang air besar dan kecil ), vertigo (pusing tujuh keliling), dan perubahan perilaku.

a.      Perubahan Metabolisme
Perubahan metabolisme immobiliasasi dapat mengakibatkan proses anabolisme menurun dan katabolisme meningkat. Keadaan ini dapat beresiko meningkatkan gangguan metabolisme. Proses imobilitas dapat juga menyebabkan penurunan ekskresi urine dan peningkatan nitrogen. Hal tersebut dapat ditemukan pada pasien yang mengalami imobilitas pada hari kelima dan keenam. Beberapa dampak perubahan metabolisme, diantaranya adalah pengurangan jumlah metabolisme, atropi kelenjar dan katabolisme protein, ketidakseimbangan cairan dan elektrolit, demineralisasi tulang, gangguan dalam mengubah zat gizi, dan gangguan gastrointestinal.
b.     Ketidakseimbangan Cairan Dan Elektrolit
Dampak dari immobilisasi akan mengakibatkan persediaan protein menurun dan konsentrasi protein serum berkurang sehingga dapat mengganggu kebutuhan cairan tubuh.
c.       Gangguan pengubahan zat gizi
Terjadinya gangguan zat gizi yang disebabkan oleh menurunnya pemasukan protein dan kalori dapat mengakibatkan pengubahan zat-zat makanan pada tingkat sel menurun, dimana sel tidak lagi menerima glukosa, asam amino, lemak dan oksigen dalam jumlah yang cukup untuk melaksanakan aktivitas metabolisme.
d.      Gangguan Fungsi Gastrointestinal
Immobilisasi dapat menurunkan hasil makanan yang dicerna, sehingga penurunan jumlah masukan yang cukup dapat menyebabkan keluhan, seperti perut kembung, mual, dan nyeri lambung yang dapat menyebabkan gangguan proses eliminasi.
e.       Perubahan Sistem Pernafasan
Akibat immobilisasi, kadar heamoglobin menurun, ekspansi paru menurun, dan terjadinya lemah otot yang dapat menyebabkan proses metabolisme terganggu. Terjadinya penurunan kadar haemoglobin dapat menyebabkan penurunan aliran oksigen dari alveoli ke jaringan, sehingga mengakibatkan anemia. Penurunan ekspansi paru dapat terjadi karena tekanan yang meningkat oleh permukaan paru.
f.       Perubahan Kardiovaskuler.
Perubahan sistem kardiovaskuler akibat immobilisasi antara lain dapat berupa hipotensi ortostatik, meningkatnya kerja jantung, dan terjadinya pembentukan trombus.terjadinya hipotensi ortostatik dapat disebabkan oleh menurunnya kemampuan saraf otonom. Pada posisi yang tetap dan lama, refleks neurovaskular akan menurun dan menyebabkan vasokonstriksi, kemudian darah terkumpul pasa vena bagian bawah sehingga aliran darah ke sistem sirkulasi pusat terhambat. Meningkatnya kerja jantung dapat disebabkan karena imobilitas deangan posisi horizontal. Dalam keadaan normal, darah yang tekumpul pada ekstremitas bawah bergerak dan meningkatkan aliran vena kembali ke jantung dan akhirnya jantung akan meningkatkan kerjanya. Terjadinya trombus juga disebabkan oleh meningkatnya vena statis yang merupakan hasil penurunan kontraksi muscular sehingga meningkatkan arus balik vena.
g.      Perubahan Sistem Muskuloskeletal.
1)     Gangguan Muskular : Menurunnya massa otot sebagai dampak immobilisasi dapat menyebabkan turunnya kekuatan otot secara langsung. Menurunnya fungsi kapasitas otot ditandai dengan menurunnya stabilitas. Kondisi berkurangnya massa otot dapat menyebabkan otropi pada otot. Sebagai contoh, otot betis seseorang yang telah dirawat lebih dari enam minggu ukurannya akan lebih kecil selain menunjukan tanda lemah atau lesu.
2)     Gangguan Skeletal : Akan mudah terjadi kontraktur sendi dan osteoporosis. Kontraktur merupakan kondisi abnormal dengan kriteria adanya fleksi dan fiskasi yang disebabkan otropi dan memendeknya otot. Terjadinya kontraktur dapat menyebabkan sendi dalam kedudukan yang tidak berfungsi. Osteoporosis terjadi karena reabsorbsi tulang semakin besar, sehingga yang menyebabkan jumlah kalsium ke dalam darah menurun dan jumlah kalsium yang dikeluarkan melalui urine semakin besar.
h.    Perubahan Eliminasi
Kurangnya asupan dan penurunan curah jantung sehingga aliran darah renal dan urine berkurang.
i.      Terjadi Vertigo
Karena seseorang terlalu lama berbaring, sehingga aliran darah ke otak berkurang dan menyebabkan pusing tujuh keliling, serta mempengaruhi nervus vestibularis.
j.    Perubahan Sistem Integumen
Perubahan sistem integumen yang terjadi berupa penurunan elastisitas kulit karena menurunnya sirkulasi darah akibat imobilitas dan terjadinya iskemia serta nekrosis jaringan superficial dengan adanya luka dekubitus sebagai akibat tekanan kulit yang kuat dan sirkulasi yang menurun ke jaringan.
k.    Perubahan Perilaku
Perubahan perilaku sebagai akibat imobolitas, antara lain timbulnya rasa bermusuhan, bingung, cemas, emosional tinggi, depresi, perubahan siklus tidur, dan menurunnya koping mekanisme. Terjadinya perubahan perilaku tersebut merupakan dampak imobilitas karena selama proses imobilitas seseorang akan mengalami perubahan peran, konsep diri, kecemasan, dan lain-lain.

Dampak Imobilisasi Bagi Psikologis
Berbagai masalah baik fisik maupun psikologis dapat terjadi akibat keadaan immobilisasi. Masalah psikologis yang dapat terjadi antara lain: pasien mengalami penurunan motivasi belajar, yang mana mereka sering tidak memahami pendidikan kesehatan yang diberikan maupun sulit menerima anjuran- anjuran.
Beberapa pasien mengalami kemunduran dalam memecahkan masalah yang dihadapi dan sering kali mengekspresikan emosi dalam berbagai cara misalnya menarik diri, apatis atau agresif. Pada keadaan lebih lanjut pasien mengalami perubahan konsep diri serta memberikan reaksi emosi yang sering tidak sesuai dengan situasi.
Terjadinya perubahan prilaku tersebut merupakan dampak immobilisasi karena selama preses immobilisasi seseorang akan mengalami perubahan peran, konsep diri, kecemasan, dan lain- lain.

Upaya Pencegahan Akibat Immobilisasi
Beberapa upaya dapat dilakukan pengasuh pasien untuk mencegah timbulnya penyakit akibat immobilisasi. Bila memungkinkan berkonsultasilah selalu dengan dokter atau perawat.
Hal hal yang dapat dilakukan oleh pengasuh, sebagai berikut :
a.    Infeksi saluran kemih
Pada keadaan tersebut pasien harus dimotivasi untuk minum cukup banyak cairan.
b.  Sembelit
Mengkonsumsi makanan tinggi serat seperti sayur dan buah, serta minum cukup dapat membantu mencegah atau paling tidak mengurangi kemungkinan timbulnya  masalah  sembelit akibat immobilisasi.
c.   Infeksi Paru
Perubahan posisi dan tepuk-tepuk dada atau punggung secara teratur dapat membantu memindahkan sputum tersebut sehingga mudah dikeluarkan.
d. Masalah Sirkulasi atau Aliran Darah
Diperlukan fisioterapi dan mungkin kaos kaki khusus.
e.   Luka Tekan
Untuk mencegah terjadinya luka tekan ini pasien yang mengalami immobilisasi harus diubah- ubah posisinya ( miring kanan-kiri ) sekitar setiap dua jam.


Pengaturan Posisi pada Immobilisasi
            Pada kasus immobilisasi ada beberapa posisi yang bisa dilakukan untuk membantu pasien, yaitu
a.      Posisi Fowler
Posisi fowler adalah posisi setengah duduk atau duduk, dimana bagian kepala tempat tidur lebih tinggi atau dinaikkan.. Posisi ini dilakukan untuk mempertahankan kenyamanan dan memfasilitasi fungsi pernafasan pasien.
b.      Posisi Sims
Posisi sims adalah posisi miring ke kanan atau ke kiri. Posisi ini dilakukan untuk memberi kenyamanan dan memberikan obat supositoria melalui anus.

c.       Posisi Trendelenburg
Posisi trendelenburg adalah posisi pasien berbaring di tempat tidur dengan bagian kepala lebih rendah daripada bagian kaki. Posisi ini dilakukan untuk melancarkan peredaran darah ke otak.
d.      Posisi Dorsal Recumbent
Posisi dorsal recumbent adalah posisi berbaring terlentang dengan kedua lutut fleksi (ditarik atau diregangkan) diatas tempat tidur. Posisi ini dilakukan untuk merawat dan memeriksa genitalia serta proses persalinan.
e.       Posisi Lithotomic
Posisi lithotomic adalah posisi berbaring terlentang dengan mengangkat kedua kaki dan menariknya ke atas bagian perut. Posisi ini dilakukan untuk memeriksa genitalia pada proses persalinan, dan memasang alat kontrasepsi.

f.       Posisi Genu Pectoral
Posisi genu pectoral adalah posisi menungging dengan kedua kaki ditekuk dan dada menempel pada bagian alas tempat tidur. Posisi ini dilakukan untuk memeriksa daerah rectum.
Epidemiologi
Immobilisasi lama bisa terjadi pada semua orang tetapi kebanyakan terjadi pada orang – orang lanjut usia, pasca operasi yang membutuhkan tirah baring lama. Dampak imobilisasi lama terutama dekubitus mencapai 11% dan terjadi dalam kurun waktu 2 minggu, perawatan emboli paru berkisar 0,9%,dimana tiap 200.000 orang meninggal tiap tahunnya.
Komplikasi
Imobilisasi dapat menimbulkan berbagai masalah sebagai berikut :
Infeksi saluran kemih, atrofi otot, konstipasi, infeksi paru, gangguan aliran darah dan lain sebagainya.

Selasa, 19 Juni 2012

ENZIM

Enzim atau biokatalisator adalah katalisator organik yang dihasilkan oleh sel.Enzim sangat penting dalam kehidupan, karena semua reaksi metabolisme dikatalis oleh enzim. Jika tidak ada enzim, atau aktivitas enzim terganggu maka reaksi metabolisme sel akan terhambat hingga pertumbuhan sel juga terganggu.
Reaksi-reaksi enzimatik dibutuhkan agar bakteri dapat memperoleh makanan/ nutrient dalam keadaan terlarut yang dapat diserap ke dalam sel, memperoleh energi Kimia yang digunakan untuk biosintesis, perkembangbiakan, pergerakan, dan lain-lain.

1.      Nomenklatur Enzim
Biasanya enzim mempunyai akhiran –ase. Di depan –ase digunakan nama substrat di mana enzim itu bekerja., atau nama reaksi yang dikatalisis. Misal : selulase, dehidrogenase, urease, dan lain-lain. Tetapi pedoman pemberian nama tersebut diatas tidak selalu digunakann. Hal ini disebabkan nama tersebut digunakan sebelum pedoman pemberian nama diterima dan nama tersebut sudah umum digunakan. Misalnya pepsin, tripsin, dan lain-lain. Dalam Daftar Istilah Kimia Organik (1978), akhiran –ase tersebut diganti dengan –asa.

2.      Struktur Enzim
Pada mulanya enzim dianggap hanya terdiri dari protein dan memang ada enzim yang ternyata hanya tersusun dari protein saja. Misalnya pepsin dan tripsin.Tetapi ada juga enzim-enzim yang selain protein juga memerlukan komponen selain protein. Komponen selain protein pada enzim dinamakan kofaktor. Koenzim dapat merupakan ion logam/ metal, atau molekul organik yang dinamakan koenzim. Gabungan antara bagian protein enzim (apoenzim) dan kofaktor dinamakan holoenzim.
Enzim yang memerlukan ion logam sebagai kofaktornya dinamakan metaloenzim.. Ion logam ini berfungsi untuk menjadi pusat katalis primer, menjadi tempat untuk mengikat substrat, dan sebagai stabilisator supaya enzim tetap aktif.

Tabel 1.  Beberapa enzim yang mengandung ion logam sebagai kofaktornya
Ion logam
Enzim
Zn 2+



Mg2+


Fe2+ / Fe3+




Cu2+/ Cu+


K+

Na+


Alkohol dehidrogenase
Karbonat anhidrasa
Karboksipeptidasa

Fosfohidrolasa
Fosfotransferasa

Sitokrom
Peroksida
Katalasa
Feredoksin

Tirosina
Sitokrom oksidasa

Piruvat kinasa (juga memerlukan Mg2+)

Membrane sel ATPasa ( juga memerlukan K+ dan Mg2+)



3.      Aktivitas Enzim
Seperti halnya katalisator, enzim dapat mempercepat reaksi Kimia dengan menurunkan energi aktivasinya. Enzim tersebut akan bergabung sementara dengan reaktan sehingga mencapai keadaan transisi dengan energi aktivasi yang lebih rendah daripada energi aktivasi yang diperlukan untuk mencapai keadaan transisi tanpa bantuan katalisator atau enzim.


5.  Koenzim
Dalam peranannya ,enzim sering memerlukan senyawa organik tertentu selain protein. Ditinjau dari fungsinya, dikenal adanya koenzim yang berperan sebagai pemindah hidrogen, pemindah elektron, pemindah gugusan kimia tertentu (“group transferring”) dan koenzim dari isomerasa dan liasa.


Tabel 2. Contoh-contoh koenzim dan peranannya
No
Kode
Singkatan dari
Yang dipindahkan
1.
NAD
Nikotinamida-adenina dinukleotida
Hidrogen
2.
NADP
Nikotinamida-adenina dinukleotida fosfat
Hidrogen
3.
FMN
Flavin mononukleotida
Hidrogen
4.
FAD
Flavin-adenina dinukleotida
Hidrogen
5.
Ko-Q
Koenzim Q atau Quinon
Hidrogen
6.
sit
sitokrom
Elektron
7.
Fd
Ferredoksin
Elektron
8.
ATP
Adenosina trifosfat
Gugus fosfat
9.
PAPS
Fosfoadenil sulfat
Gugus sulfat
10.
UDP
Uridina difosfat
Gula
11.
Biotin
Biotin
Karboksil (CO2)
12.
Ko-A
Koenzim A
Asetil
13.
TPP
Tiamin pirofosfat
C2-aldehida
           

Minggu, 17 Juni 2012

Lokasi Pemberian Obat IM (Intra Muskular)

Terdapat lima lokasi penyuntikan intramuscular yang sudah terbukti bahwa obatnya akan diabsorbsi dengan baik oleh tubuh. 
1.      PADA DAERAH LENGAN ATAS (DELTOID)

Ø  Mudah dan dapat dilakukan pada berbagai posisi, namun kekurangannya area penyuntikan paling kecil, dan jumlah obat yang ideal paling kecil (antara 0,5-1 ml).
Ø  Jarum disuntikkan kurang lebih 2,5 cm tepat di bawah tonjolan acromion.
Ø  Organ penting yang mungkin terkena adalah a.brachialis atau n.radialis. Hal ini terjadi apabila kita menyuntik lebih jauh ke bawah daripada yang seharusnya.
Ø  Minta pasien untuk meletakkan tangannya di pinggul (seperti gaya seorang peragawati), dengan demikian tonus ototnya akan berada kondisi yang mudah untuk disuntik dan dapat mengurangi nyeri.
 
2.      PADA DAERAH DORSOGLUTEAL (GLUTEUS MAXIMUS)
Ø  Paling mudah dilakukan, namun angka terjadi komplikasi paling tinggi.
Ø  Gambarlah garis imajiner horizontal setinggi pertengahan glutea, kemudian buat dua garis imajiner vertical yang memotong garis horizontal tadi pada pertengahan pantat pada masing-masing sisi. Suntiklah di regio glutea pada kuadran lateral atas.
Ø  Volume suntikan ideal antara 2-4 ml.Minta pasien berbaring ke samping dengan lutut sedikit fleksi.

  1. PADA DAERAH VENTROGLUTEAL (GLUTEUS MEDIUS)
Ø  Letakkan tangan kanan anda di pinggul kiri pasien pada trochanter major (atau  sebaliknuya) Posisikan jari telunjuk sehingga menyentuh SIAS.
Ø  Letakkan tangan kanan Anda di pinggul kiri pasien pada trochanter major (atau sebaliknya). Kemudian gerakkan jari tengah Anda sejauh mungkin menjauhi jari telunjuk sepanjang crista iliaca. Maka jari telunjuk dan jari tengah Anda akan membentuk huruf V.
Ø   Suntikkan jarum di tengah-tengah huruf V itu, maka jarum akan menembus m. gluteus medius.
Ø  Volume ideal antara 1-4 ml.
  1. PADA DAERAH PAHA BAGIAN LUAR (VASTUS LATERALIS)

Ø  Pada orang dewasa  m. vastus lateralis terletak pada sepertiga tengah paha bagian luar.
Ø  Pada bayi atau orang tua, kadang-kadang kulit di atasnya perlu ditarik atau sedikit dicubit untuk membantu jarum mencapai kedalaman yang tepat
Ø  Volume injeksi ideal antara 1-5 ml (untuk bayi antara 1-3 ml)  


 
5.      PADA DAERAH PAHA BAGIAN DEPAN (RECTUS FEMORIS)
Ø  Pada orang dewasa, m. rectus femoris terletak pada sepertiga tengah paha bagian depan.
Ø  Pada bayi atau orang tua, kadang-kadang kulit di atasnya perlu ditarik atau sedikit dicubit untuk membantu jarum mencapai  kedalaman yang tepat.
Ø  Volume injeksi ideal antara 1-5 ml (untuk bayi antara 1-3 ml).
Ø  Lokasi ini jarang digunakan, namun biasanya sangat penting untuk melakukan auto-injection, misalnya pasien dengan riwayat alergi berat biasanya menggunakan tempat ini untuk menyuntikkan steroid injeksi yang mereka bawa kemana-mana.